16 Januari 2008

Cerobong Uap Yang Tak Lagi Tegak

Sebuah kota lintasan yang seolah tak pernah tertidur. Letaknya yang berada pada lintasan pantura, menjadikan kota ini sebagai salah satu kota lintasan yang selalu ramai. Banyak nilai sejarah yang tercatat di kota ini. Bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda banyak berdiri megah di kota ini. Salah satu yang menjadi kebanggaan masyarakat kota Kadipaten adalah Bangunan Pabrik Gula yang didirikan Belanda pada tahun 1896. Boleh digambarkan, dibagian depan terdapat cerobong uap yang tingginya sekitar 20 meter, menjulang menembus langit. Warnanya merah diselingi warna putih. Pada bagian putih itu terdapat tulisan PG KADIPATEN berangka tahun 1896. Dibagian puncaknya terdapat logo PT. PG. Rajawali II. Cerobong ini memiliki ruang bawah tanah.
Sebuah bangunan megah yang kokoh berdiri ini sempat menajdi sumber mata pencaharian bagi sebagian penduduk kota ini pada tahun 1940-an
Sampai pada akhir tahun 90-an, pabrik gula kadipaten ini menghentikan produksinya. Bangunan pun tampak kusam tak terawat. Beberapa bangunan yang roboh pun tidak diperbaiki dan dibiarkan begitu saja. Bahkan, banyak orang-orang tak bertanggung jawab mengambil besi-besi bangunan milik pabrik yang berkualitas tinggi.
Sangat disayangkan, pemerintah daerah kurang menaruh perhatiannya terhadap nilai sejarah dan budaya bangunan ini. Padahal, bangunan ini memiliki nilai sejarah yang begitu tinggi.
Kini, bangunan itu telah berubah menjadi sebuah pusat perbelanjaan. Pemborong yang kurang memahami nilai sejarah telah mensulap bangunan bernilai sejarah ini.
Kini, tak ada yang dapat kita banggakan kepada anak cucu kita kelak. Yang mereka tahu hanyalah sebuah kota modern dengan bangunan-bangaunan metropolitan didalamnya, dan bukan sebuah kota modern dengan bangunan-bangunan bersejarah didalamnya.

Tidak ada komentar: