10 April 2010

Hanya sebuah kerikil kecil saja ^^

Tentang sebuah keluarga yang entah apa namanya.

Dikaruniai seorang bayi laki-laki yang sangat istimewa. Bayi itulah yang kini menjadi kakak lelaki yang paling saya sayangi. Sejak kecil, sejak bayi, sejak masih belum bisa membuka matanya pun sudah banyak sekali mainan dibelikan oleh orangtua saya...Terlahir dengan agak istimewa, begitu spesial...setitik darahnya begitu berharga kala itu. Orang tua saya pun tidak sekaya SBY. Tp, mereka tetap berjuang untuk memberikan segala untuknya. (itu menurut cerita yg saya dengar dari nenek). bisa saya bayangkan betapa kedua orang tua saya menyayanginya sepenuh hati. Bapak saya, rela membanting tulang untuk membuatnya tidak merasa sengsara. Subhanallah...sungguh luar biasa.. begitu teristimewa bagi keluarga saya...

5 tahun kemudian, saya lahir...kondisi saya berbeda dengan kakak saya dulu. saya dinyatakan sehat, berat badan saya normal, tidak terlalu kecil sehingga tidak perlu diinkubator karena lemah, juga tidak perlu dioperasi karena ada benjolan dimata. saya bisa tumbuh besar tanpa harus melewati semua itu seperti yang dilahirkan sebelum saya oleh rahim itu. saya bersyukur...

situasinya sudah berbeda...sudah ada dua orang anak kecil dalam rumah itu.wajar bila perhatian Orang Tua Super itu terbagi. Uang 50ribu yang dulu hanya dibelikan untuk satu mainan, mulai saat itu harus dibagi adil sehingga bisa mendapat dua mainan untuk anak2 tersayangnya.Jd, mainan yang dibawa pulang pun mungkin tidak sebagus mainan yg seharga 50ribu. Sama halnya dengan kasih sayang...itu pun harus mereka bagi adil untuk saya, dan kakak lelaki saya. Semua rasanya adil..wajar saja..sangat wajar menurut saya..

semakin tumbuh besar, anak2 itu semakin mengerti akan kebutuhannya...saya mulai ingin ini dan itu, begitu juga dengan kakak saya. semua memiliki kebutuhan sendiri2 yang berbeda. Ditambah dengan egoism yang juga semakin meningkat. Kala itu, saya ataupun kakak lelaki masih belum paham dengan arti sebuah kerja keras untuk mendapatkan uang. Saya tidak mengerti sama sekali. Dalam hati saya pun kadang ada perasaan iri pada saudara yang lain, sering sekali saya merasa iri. Tapi ternyata tidak hanya saya yang sering marah2 sama ibu karena *IRI* itu..pernah saya melihat kakak lelaki saya mengamuk karena keinginannya belum terpenuhi, beliau bilang ibu&bapak sudah lupa dg anaknya yg satu ini, beliau bilang sudah biasa diperlakukan tidak adil begini, bahkan sampai berkata padahal semua yang diminta ibu &bapak sudah ia turuti..

Naudzubillahimindzalik….saya tertegun, benar2 tertegun mendengar itu diucapkan untuk kedua orang tua yang sangat saya sayangi…ternyata, smua yang dilakukannya selama ini adalah pamrih. Beliau mematuhi semua permintaan kedua orang tua saya hanya agar semua keinginannya dipenuhi pula…

Oh My God…!!Sungguh keterlaluan….kenapa tidak dilakukan dengan tulus ikhlas saja. Toh, ibu jg melahirkan kita dengan ikhlas, bapak mencari uang untuk makan kita juga dengan ikhlas. Mereka menyekolahkan kita agar kita bias mendapat ilmu yang bermanfaat untuk diamalkan, bukan untuk menjadi fitnah bagi kedua orang tua itu. Sungguh disayangkan…

Padahal, bukan saya niat membandingkan, tp hanya…(ya membandingkan juga sih)…saya merasa beliau lebih beruntung dari saya. Ketika beliau masih sekolah dulu, hampir setiap pembagian buku raportnya, ibu selalu menyempatkan untuk dating kesekolahnya, sehingga pengambilan buku raport tidak perlu diwakilkan pada orang tua temannya, seperti yang sering saya lakukan. Entah apa alasannya. Tapi saya tidak mau membesar2kan masalah itu. Saya yakin ini bukan masalah adil atau tidak adil. Mungkin hanya masalah waktu pengambilan raport saya bentrok dengan kesibukan kedua orangtua saya. Tidak masalah…

Atau bahkan ketika lelaki yang menjadi kakak saya ini melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Begitu sayangnya bapak dengan anak lelaki ini. Anak lelaki pertamanya, yang ingin beliau jadikan panutan untuk adik-adiknya kelak. Saya yakin demikian. Mondar-mandir kesana kemari mencari perguruan tinggi terbaik bagi anak lelaki ini. Saat awal2 kakak saya tinggal jauh dari rumah karena urusan studi, bapak sering mengajak saya untuk menengok kakak yang saat itu tinggal dikota tetangga. Setiap hari, setiap waktu….bapak tidak ingin melihat anak lelakinya, pahlawannya itu hidup sengsara. Setiap hari bapak mengajak saya untuk mengirim makanan atau buah. Saya belum merasakan apa2 ketika itu. Rasanya memang kasihan melihat kakak lelaki saya setiap hari tidak bias menikmati masakan ibu. Mungkin itu alasan bapak setiap hari mengajak saya mengirim makanan untuknya. Ia bilang tidak tahan tinggal jauh dari rumah. Capek, bosan, dll. Saya melihat bapak sedikit kecewa saat itu. Mungkin dalam hati bapak marah kenapa lelaki yang ingin ia jadikan pahlawan atau percontohan untuk adik2nya (kayak sekolahan aja y..??) malah merengek dan lemah?? Bapak saya, yang nada suaranya tinggi ketika berbicara pun kembali menuruti keinginan pahlawan kecilnya itu, karena ia sayang…Sungguh luar biasa….!! Sampai ketika ia tengah bimbingan skripsi pun, bapak mau mengantar ia bimbingan dengan dosennya. Kenapa?entah kenapa…yang jelas, saya anggap itu karena bapak sangat sayang dengan pahlawan kecilnya itu. Tidak ingin sedikit pun melihat lelaki itu lelah hatinya…bahkan ketika sudah mencari pekerjaan pun, banyak lowongan pekerjaan yang ia lewatkan karena alasan pekerjaan yang terlalu berat. (hhhmmm…padahal yg namanya kerja mah pasti berat y?sekalipun kerja diperusahaan moyangnya sendiri) Entahlah…yang jelas ibu&bapak saya sepertinya sangat tidak ingin ia kelelahan.

Berbalik dengan saya yang kini tengah menempuh studi ditempat yang cukup jauh dari rumah. Saat ini, saya anggap karena masalah jarak, saya tidak bisa menikmati apa yang dinikmati kakak saya dulu. Ndak masalah..disini saya sudah sangat berkecukupan ko…cukup makan, cukup tidur, cukup belajar, dan cukup lumayan lelah bekerja. Tp saya tidak mau mengeluh pada orang tua saya. Nanti malah saya suruh berhenti bekerja, karena orang tua saya tidak ingin melihat anak manis ini kelelahan.

Pada hakekatnya, saya pun kadang merasa iri karena ibu atau bapak lebih memperhatikan saudara saya..Piiiiiiis…. Tapi, semua itu saya tepis, karena bagi saya terus memikirkan itu hanya akan buat saya capek saja. Ternyata memang benar..capeknya kayak lari mengitari GOR UNY 237 kali ^_^ Saya pun berprinsip untuk selalu berpikiran positif terhadap siapapun, maka segala kebaikan yang akan saya dapatkan.

Semoga saya tidak salah ucap. Saya harap tulisan ini tidak menjadikan fitnah di antara kita melainkan menjadi lem yang makin merekatkan hubungan kita. Saya yakin semua keluarga sempat mengalami masalah kecil ini.

**semoga bermanfaat ^_^

08 Januari 2010

*aku saat ini* Yogyakarta, 8 Januari 2010

aku...tengah duduk di depan sebuah komputer yang dinamakan -helpdesk- oleh sekumpulan anak-anak keren itu...
hhhmmm...setahun setengah lalu adalah terakhir kali aku menulis untuk blog sederhana ini...kangen coret-coret...
sekarang....
sebagian besar yang ada pada diriku telah berubah, kecuali nama&silsilah keluarga tentunya...selain itu berubahhh..insyaAllah menjadi lebih baik...
-Bahagia sekali dengan hidupku saat ini-

Hidup dengan aktivitas2 yang semakin menyenangkan....
keluargaku, study-ku, pekerjaanku, dan semua mimpiku yang telah aku susun baik-baik...
selangkah lagi menuju *mimpi itu*
semoga bisa kuraih...
Amien...